Powered By Blogger

Selasa, 07 Agustus 2012

Nyamuk nakal

Perumahan yang kami tempati saat ini adalah daerah urban, jauh dari kota padangnya dan masih banyak semak belukar yang belum ditunggui/diberdayakan. Bahkan bisa dikatakan tanah kosong di seberang rumah kami hampir mirip hutan karena dari semak belukar itu kadang orang yang lewat sering menjerit karena melihat ular, hi… serem. 

Di semak belukar itu ada genangan air besar sepertinya anak sungai yang alirannya tertutup sampah. Selain semak belukar daerah itu juga dijadikan TPA (tempat pembuangan akhir) sampah. Sehinnga bisa dibayangkan segala macam insecta bisa ditemukan dirumah, terutama nyamuk.

Kelambu portable
Nyamuk disini kalo mengigit rasanya prih dikulit, abis itu efek gigitannya menimbulkan rasa gatal yang gatal amat. Nakal sekali nyamuk kampung ini. Duduk saja di ruangan tengah sambil ngetik ini aja udah berseliweran nyamuk yang tau-tau udah bikin kulit gatal dan tentunya sangat mengganggu konsentrasi. Jumlahnya banyak, banyak sekali. Alhamdulillah kami pakai kelambu, jadi hanif bisa tidur nyenyak. Mulai menjelang magrib hingga pagi hari nyamuk udah mulai show timenya.

Sepertinya Pemko Padang harus memperhatikan ini, Dinas Tata Kota ???. Kemana masyarakat di sini harus membuang sampah jika tidak ada TPS atau mobil atau becak yang mestinya disediakan untuk itu?!. Perangkat Desa/Kelurahan atau pemuka masyarakat di sini nga ada inisiatif untuk mencari alternative tempat pembuangan akhir sampah yang jauh dari pemukiman atau bikin sistem pengolahan komunal.

Selain dibuang ke semak belukar, masyarakat  juga senang membakar sampah. Hampir tiap hari ada saja yang membakar sampah. padahal sampah yang dibakar bisa mengganggu kesehatan. Asap dari sampah itu mengandung CO, CO2, partikulat matter, bahkan Dioxin yang bersifat karsinogen. Ya, mungkin karena nga tau atau nga ada pilihan lain, selain buang dan bakar. 

Karena lambat laun ini akan jadi boomerang. Bukan hanya nyamuk yang akan menggangu tapi juga berbagai penyakit akibat tumpukan sampah itu nantinya. Kita selalu berfikir kuratif dibanding preventif. kalo udah jadi musibah, penyakit, wabah, baru deh heboh....

Ntar kalo ada waktu pingin cerita ke Pak RT tentang isu ini, walaupun kami sebenarnya nga tinggal lama disini. But now, it’s our problem…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar